INFOYOI - Di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, Kota Seoul menyimpan banyak kisah horor.
Cerita-cerita menyeramkan di ibukota Korea Selatan tersebut biasanya terkait dengan dengan pembunuhan mengerikan dan bunuh diri yang menghebohkan.
Konon, tempat-tempat angker itu berada di Seoul utara, yang menyimpan kisah-kisah suram lagi menyeramkan.
Pengamat sejarah sekaligus salah satu pengelola blog makanan ZenKimchi, Joe McPherson menjadi pemandu tur Dark Side of Seoul yang digelar tiap Jumat dan Sabtu di area Jongno, Gwanghwamun, dan Cheonggyecheon Stream.
"Alasan memulai tur ini adalah, aku suka kisah-kisah hantu. Setiap kota besar di dunia punya tur 'sisi gelap' semacam ini seperti Jack the Ripper di London. Namun, saat itu Seoul belum punya," kata dia seperti dikutip dari situs AsiaOne, Sabtu (2/7/2016).
Butuh waktu lebih dari setahun bagi pria itu untuk meneliti sejarah Korea, sekaligus periode-periode kelamnya.
Di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, Kota Seoul menyimpan banyak kisah horor.
Cerita-cerita menyeramkan di ibukota Korea Selatan tersebut biasanya terkait dengan dengan pembunuhan mengerikan dan bunuh diri yang menghebohkan.
Konon, tempat-tempat angker itu berada di Seoul utara, yang menyimpan kisah-kisah suram lagi menyeramkan.
Pengamat sejarah sekaligus salah satu pengelola blog makanan ZenKimchi, Joe McPherson menjadi pemandu tur Dark Side of Seoul yang digelar tiap Jumat dan Sabtu di area Jongno, Gwanghwamun, dan Cheonggyecheon Stream.
"Alasan memulai tur ini adalah, aku suka kisah-kisah hantu. Setiap kota besar di dunia punya tur 'sisi gelap' semacam ini seperti Jack the Ripper di London. Namun, saat itu Seoul belum punya," kata dia seperti dikutip dari situs AsiaOne, Sabtu (2/7/2016).
Butuh waktu lebih dari setahun bagi pria itu untuk meneliti sejarah Korea, sekaligus periode-periode kelamnya.
Suyang, paman Raja Danjong yang masih berusia 12 tahun, menyergap sang penguasa dan rombongannya di sana. Saking banyaknya korban tewas, konon, jasad-jasad itu tak terhitung.
"Aromanya sungguh busuk saat mereka membakar tempat kejadian untuk membersihkan jenazah. Itu mengapa area itu dijuluki 'gang abu' sejak saat itu. Kini lokasinya berada di Jae-dong," jelas McPherson ketika memandu tur.
Tur tersebut biasanya dihadiri 10 orang, mayoritas turis dan para ekspatriat di Korea. Puncaknya pada September dan Oktober, menjelang Halloween.
Tak hanya sejarah masa lalu, sejumlah kabar burung dari era modern juga dieksplorasi dalam tur itu.
"Seorang artis Korea kala itu sedang menyetir di sepanjang Jayuro Highway. Di tengah jalan, ia melihat seorang perempuan berkaca mata hitam yang mengacungkan jempol -- tanda ingin menumpang," kata McPherson di bawah cahaya remang-remang di Cheonggyecheon Stream.
"Namun, ketika mendekat, selebritas pria tersebut menyadari, perempuan tersebut tak mengenakan pelindung indra penglihatan. Apa yang tampak seperti kaca mata hitam itu adalah lubang tengkorak."